Sabtu, 15 November 2014

SYIRIK:KUFUR/NIFAK/BID'AH DLL

Awal Mula Terjadinya Syirik*
Fitrah dasar yang ada pada bani Adan adalah tauhid, itulah tujuan mereka diciptakan. Berdasarkan perintah Allah melalui lisan para Nabi dan Rasul-Nya: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Illah bagimu selain-Nya”(QS. Al-a’rof:59)
Demikianlah umat manusia berada di atas fitrah tersebut. Mereka semua berada di atas Dienul Islam, di atas Tauhid, ikhlash, fitrah, kebenaran dan istiqomah. Mereka adalah umat yang satu, di atas dien yang satu dan menyembah Rabb yang satu. Mulai dari zaman bapak kita nabi Adam as hingga sebelum zaman Nabi Nuh ‘alaihis salam. Mereka berada di atas hidayah dan di atas syai’at yang haq karena pada saat itu mereka mengikuti ajaran nabi.

Syirik yang terjadi di kalangan kaum Nuh as karena sikap mereka yang berlebihan terhadap kuburan
Demikianlah makar setan terhadap mereka dengan menghembuskan api perselisihan diantara mereka sehingga mereka meninggalkan ajaran rasul, memperdayakan mereka sehingga mengagungkan orang-orang yang sudah mati dan bermukim di kuburan-kuburan mereka. Kemudian setan memperdaya mereka sehingga membuat gambar dan patung oarng-orang yang sudah mati itu. Akhirnya memperdaya mereka sehingga menyembah patung-patung tersebut. Orang-orang musyrik di kalangan kaum Nuh adalah kaum yang pertama kali melakukan kemusyrikan. Bentuk kemusyrikan yang pertama kali mereka lakukan adalah pengagungan orang-orang mati itulah syirik ardhi, syirik yang pertama kali terjadi di alam ini. Dan Nabi Nuh adalah Rasul pertama yang di utus kepada kaum musyrik tersebut.

Berkenaan dengan firman Allahswt:Dan mereka berkata, ” jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd , dan jangan pula Suwa’, Yagus, Ya’uq, dan Nashr.”

Dari Ibnu Abbas Rasulullah saw bersabda “ berhala-berhala yang pertama kali ada di kalangan kaum Nabi Nuh: Wadd adalah milik kabilah Kalb di daerah Daumatul Jandal, semetara Suwa’ adalah milik kabilah Hudzail sementara Yaghuts milik kabilah Murad kemudian menjadi milik bani Ghuthaif di daerah Jauf, sedangkan Ya’uq milik kabilah Hamdan dan berhala Nashr milik kabilah Himyar dari keluarga Dzil Kala’. Itu adalah nama orang-orang shalih dari kaum Nuh. Ketika mereka mati, setan membisikkan kepada kaum mereka agar membuat patung di majelis yang biasa mereka adakan dan agar menamakannya dengan nama-nama mereka. Merekapun melakukannya dan ketika itu patung-patung itu belum di sembah. Ketika generasi mereka berahir dan ilmu telah di lupakan ahirnya patung-patung itu di sembah.” (HSR Imam Bukhari)

Tatkala manusia telah menyembah berhala, menyembah thaghut dan terjerumus dalam kesesatan dan kekufuran, maka Allah mengutus Rasul pertama kepada penduduk bumi sebagai rahmat-Nya kepada mereka, rasul itu adalah Nuh ‘alaihis salam bin Yardah bin Mahil bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam ‘alaihis salam. Antara Nuh dan Adam berselisih lebih kurang sepuluh kurun, mereka semua berada di atas dienul Islam, sebagaimana disebutkan dalam shahih Bukhori dari Ibnu Abbas: “ Nabi Nuh hidup di tengah kaumnya selama 950 tahun. Ia terus mengajak mereka beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagi-Nya dan melarang mereka menyembah selain-Nya.”

Syirik dalam bentuk penyembahan bintang-bintang yang pertama kali terjadi di muka bumi di kalangan kaum Ibrahim ‘alaihis salam
Tatkala perbuatan syirik dalam bentuk baru telah menyebar di permukaan bumi berasal dari ajaran Ash Shabi’ah di Horran. Kaum musyrikin penyembah bintang-bintang, matahari, bulan di Kabul dan penyembah patung di Babilonia serta para Namrudz dan Fir’aun, penguasa bumi di timur dan di barat. Mereka adalah kaum musyrikin penyembah bintang-bintang dan merupakan syirik samawi setelah syirik ardhi yang dilakukan oleh kaum musyrikin penyembah kubur pada zaman Nabi Nuh. Ketika itu penduduk bumi seluruhnya kafir kecuali nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam dan istrinya, Sarah serta anak sudaranya, Luth ‘alaihis salam. Maka Allah mengutus Rasul-Nya, imam oara hunafa’, bapak para nabi, penggaga smillah yang murni, Ibrahim Khalilurrahman dari tanah Babilonia, beliau adalah: Ibrahim bin Azar - dia dalah tarikh- bin Nahur bin Sarugh bin Raa’u bin Faligh bin ‘Anyar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Saam bin Nuh ‘alaihis salam.

Pertama kali terjadinya dua jenis syirik (syirik ardhi dan syirik samawi) di kalangan bangsa arab dan bangsa lainnya, serta di utusnya Rasulullah, penutup para nabi
Demikianlah secara silih berganti nabi-nabi dari kalangan Bani Israil diutus, yang terahir adalah Al-Masih Isa bin Maryam. Tatkala pengutusan para nabi dan rasul terputus selama beberapa kurun secara otomatis kedua jenis syirik (syirik ardhi dan samawi) merajalela di atas muka bumi. Di kala itu bangsa Arab masih memegang teguh warisan bapak mereka, Ibrahim ‘alaihis salam. Hingga ketika Amru bin Luhaiy al Khuza’i mengunjungi negri Syam di Balqa’ menyembah berhala, mereka mengharapkan keuntungan dan menolak bala’ melalui berhala tersebut. Ia pun membawa berhala seperti itu di kota Makkah. Ketika itu pengelolaan Baitullah Al Haram berada di tanga Bani Khuza’ah. Dan dari oleh-oleh perjalanan yang membawa petaka itu, dialah yang pertama kali menyimpang dari millah Ibrahim. Ia memajang berhala-berhala di Baitullah Al Haram, dialah yang pertama kali mensyari’atkan al Bahirah(1), As Saaibah(2), Al Washilah(3), dan Al Haam(4).
Sejak itulah orang-orang Arab menyembah berhala-berhala. Berhala tertua adalah Manaat yang terletak di daerah pinggiran pantai di Qudeid antara Makkah dan Madinah, kemudian Al Latta di Thaif, yaitu batu persegi empat tempat orang-orang Arab menumbuk biji-biji gandum, kemudian al ‘Uzza terletak di Wadi Nakhlah setelah Asy Syaraai’ sebelah timur di luar kota Makkah.
Kemudian bermunculanlah berhala0berhala di jazirah Arab. Hingga setiap kabilah memiliki berhala tersendiri dalam bentuk pepohonan, bebatuan, kurma dan sebagainya. Hingga di sekeliling ka’bah terdapat 360 berhala. Bahkan setiap keluarga memiliki berhala di rumah mereka masing-masing.
Kemudian tidak perlu di tanya lagi bagaimana berhala-berhala ini menyebar di tengah-tengah manusia. Penyembahan api dan bintang di kalangan bangsa Persi, Majusi dan Ash Shaaibah serta umat-umat lainnya, di antara mereka yang menyembah air, ada yang menyembah hewan, dan ada pula yang menyembah malaikat.
Diantara mereka ada yang berkeyakinan bahwa pencipta ada dua. Mereka adalah Al Tsanawiyyah dari penganut agama Majusi. Mereka lebih sesat daripada kaum musyrikin Arab. Mereka menyembah cahaya, api, air, dan tanah. Demikian pula yang terjadi pada umat-umat yang lainnya, seperti Ash Shaaibah, Ad Dahriyyah, Al Falasifah, Al Malahidah, dan lain-lain. Imam Ibnu Qoyyim telah menjelaskan secara rinci tentang aliran-aliran mereka dan sesembahan-sesembahan mereka dalam kitab Ighatsalul Lahfan II/203-320.
Kepustakaan :
  • Al- Qur’anul ‘Azhim_Ibnu Katsier
  • Shahih Bukhori_ Imam Bukhori
  • Propaganda Sesat Penyatuan Agama_ Bakr bin Abdullah Abu Zaid
Awal Terjadinya Kesyirikan Ditengah Kaum nabi Nuh as dlm bentuk pengkultusan kpd orang2 shalih yg tlh mati.*
Di antara target dari tipu daya setan adalah agar manusia -setelah itu- berselisih dengan tidak lagi mengikuti para nabi dalam masalah tauhid dan agama yang telah diperintahkan kepada mereka, dan sebaliknya mereka terperosok ke dalam jurang kesyirikan karena telah mengkultuskan orang- orang yang sudah mati. Pada saat itulah, mereka akan terpecah menjadi dua bagian: Kelompok yang bertauhid (muwahhidin) dan kelompok yang berbuat syirik (musyrikin).
Begitulah, setan menerobos ke dalam hati mereka dengan memicu perselisihan di antara mereka agar tidak lagi mengikuti petunjuk para nabi. Dan mereka pun mengagungkan orang-orang di antara mereka yang sudah mati hingga mereka pun ber-i’tikaf di kuburan mereka. Juga, mereka mendirikan patung-patung orang-orang tersebut, bahkan sampai menyembah mereka. Maka, orang-orang musyrik yang ada di antara kaum Nabi Nuh ‘alaihi sallam ini, merupakan golongan yang pertama kali melakukan syirik. Adapun jenis kesyirikan mereka yang berupa ‘pengkultusan terhadap orang-orang yang sudah mati,’ merupakan bentuk penyekutuan terhadap Allahta’ala yang muncul pertama kali sepanjang sejarah dunia. Sedangkan Nabi Nuh ‘alaihi sallam, adalah rasul yang pertama kali diutus kepada kaum musyrikin (paganis).

Tidak sedikit di antara ulama salaf -berkaitan dengan firman Allah ta’ala:“Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyem-bahan) ilah-ilah kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”, (QS Nûh: 23)-

yang mengatakan, bahwasanya nama-nama tersebut adalah nama-nama orang shalih yang ada di kalangan mereka. Ketika orang-orang tersebut meninggal dunia, mereka pun ber-i’tikaf di kuburan mereka, lalu mendirikan patung-patung mereka, dan akhirnya me-nyembah mereka. Hal itu merupakan awal mula penyembahan ter-hadap patung, dan bahwasanya patung-patung ini akhirnya sampai ke negeri Arab. Mereka telah berbid’ah dengan melakukan syirik dan menyembah berhala, sebagai bid’ah yang berasal dari hawa nafsu mereka, yang dipancing oleh berbagai propaganda (syubhat) yang ditimbulkan oleh setan kepada mereka, melalui parameter yang rusak dan filosofi yang menyimpang.

Imam al-Bukhari telah berkata di dalam Shahih-nya dari Ibnu ‘Abbas ra: “Nama-nama ini adalah nama orang-orang shalih dari kaum Nabi Nuh ‘alaihi sallam. Maka, ketika mereka telah meninggal dunia, setan pun membisikkan kepada kaum mereka agar membangun patung-patung mereka di atas majlis-majlis yang biasa mereka tempati, dan agar menamakan patung-patung tersebut dengan nama-nama mereka. Lalu, mereka pun melakukannya. Namun, patung-patung tersebut belum pernah disembah, hingga akhirnya ketika mereka semua (pembuat patung-patung tersebut) telah tiada, dan pengetahuan tentang asal usul patung-patung tersebut sudah bias (distorsif), patung-patung itu pun disembah.”

Pada saat patung-patung dan taghut-taghut telah disembah, dan orang-orang pun telah melegalisasi kesesatan dan kekufuran, maka Allah ta’ala-sebagai rahmat kepada hamba-hamba-Nya- mengutus seorang rasul pertama kepada penduduk bumi, yaitu Nabi Nuh ‘alaihi sallam. Nama lengkapnya adalah Nuh bin Lamak bin Mutawasylikh bin Ukhnukh -alias Nabi Idris ‘alaihi sallam - bin Yarad bin Mahlayabil Man Qinan bin Anusy bin Nabi Syits ‘alaihi sallam bin Adam ‘alaihi sallam. Antara Nabi Adam ‘alaihi sallam dan Nabi Nuh ‘alaihi sallam yang berjarak sekitar sepuluh abad lamanya ini, semua manusia berlandaskan pada ajaran Islam, sebagaimana yang disebutkan di dalam Shahih al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas ra.

Nabi Nuh ‘alaihi sallam hidup bersama kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh tahun (950 thn), untuk menyerukan kepada mereka agar menyembah Allah ta’ala semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan mencegah mereka menyembah selain Dia. Ketika Allah ta’ala menginformasikan kepada beliau bahwa di antara kaumnya tidak akan beriman kecuali orang-orang yang sudah beriman, maka Allah pun menghancurkan mereka dengan banjir bandang dikarenakan do`a beliau, lalu secara berturut-turut datanglah para rasul setelah-nya.

Di antara mereka ada yang disebutkan namanya oleh Allah ta’ala di dalam al-Qur’an al-‘Azhim, adalah: Nabi Hud ‘alaihi sallam, nama lengkapnya adalah Hud bin Syalikh bin Arfakhasyadz bin Sam bin Nuh ‘alaihi sallam. Beliau adalah nabi pertama dari keturunan Arab yang diutus oleh Allah ta’ala di tengah-tengah bukit pasir (al-Ahqaf) di Hadhramaut, sedangkan kaumnya merupakan suku ‘Ad yang pertama, yaitu kaum yang pertama kali menyembah berhala setelah terjadinya angin topan, sebagaimana Allah ta’ala telah menjelaskan hal itu secara terperinci di dalam beberapa surat dalam al-Qur’an al-Karim, di antaranya: “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?.” Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” Hud berkata, “Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Rabb semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat Rabbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Rabbmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu. Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Rabb telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Mereka berkata, “Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami, maka datangkanlah adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” Ia berkata, “Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa adzab dan kemarahan dari Rabbmu.” Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu. Maka tunggulah (adzab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu.” Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman. (al-A’raf: 65-72).

“Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahui-nya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka Hud. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Ilah selain Dia. kamu hanya-lah mengada-adakan saja. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah men-ciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?” Dan (dia berkata), “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” Kaum ‘Ad berkata, “Hai Hud, kamu tidak menda-tangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Hud menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabbmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguh-nya Rabbku di atas jalan yang lurus.” Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Rabbku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Rabbku Maha Pemelihara segala sesuatu. Dan tatkala datang ‘adzab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari ‘adzab yang berat. Dan itulah (kisah) kaum ‘Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum ‘Ad itu kafir kepada Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum ‘Ad (yaitu) kaum Hud itu.” (QS Hud: 50-60).

“Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain. Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Ilah selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya). Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia, “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.” Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi. Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu), jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu, kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi. Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya.” Rasul itu berdo’a: “Ya Rabbku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku.” Allah berfirman, “Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.” Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zhalim itu.”
 (QS al-Mukminun: 31-41).

“Dan sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Kaum Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguh-nya aku adalah seorang rasul kepercayan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia). Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertaqwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah meng-anugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, anak-anak, kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa adzab yang besar.” Mereka menjawab, “Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu, dan kami sekali-kali tidak akan diadzab.” Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Rabb-mu, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS asy-Syu’ara: 123-140).

“Adapun kaum ‘Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami.” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka. Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.” (QS Fushshilat: 15-16).

“Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al-Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan), “Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa adzab hari yang besar.” Mereka menjawab, “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) ilah-ilah kami? Maka datangkanlah kepada kami adzab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” Ia berkata, “Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh.” Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.” (Bukan)! bahkan itulah adzab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS al-Ahqaf: 21-25).

Kemudian, Nabi Shalih ‘alaihi sallam, nama lengkapnya adalah Shalih bin ‘Ubaid bin Masih bin ‘Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin ‘Atsir bin Iram bin Sam bin Nuh ‘alaihi sallam. Beliau adalah nabi kedua dari keturunan Arab yang diutus oleh Allah ta’ala kepada kaum Tsamud, setelah Nabi Hud ‘alaihi sallam di tengah-tengah kaum ‘Aad. Sungguh Allah ta’ala telah menyebutkan kisah mereka bersama Nabi Shalih ‘alaihi sallam, juga kisah unta dan ketetapan hati mereka untuk terus menyembah berhala di dalam beberapa surat al-Qur’an, tepatnya di dalam surat-surat yang telah tersebut di atas, surat al-Hijr, dan surat-surat lainnya.
[Sumber: Dinukil dari kitab Tashhîh ad-Du’â`, karya Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid, edisi bahasa Indonesia: Koreksi Doa dan Zikir, pent. Darul Haq Jakarta]

PERUSAK IMAN
Assalamualaikum wr.wb.
Sebagai umat islam haruslah mengetahui tentang hal-hal yang merusak iman, agar supaya terhindar dari azab api neraka di akhirat nanti, karena dosa itu yang Allah tidak akan mengampuninya. Perusak iman itu antara lain:Kufur, Syirik, Nifaaq, sihir, Bid'ah Kurafat dan Takhayul. Iman dan aqidah dengan berbagai macam seluk-beluknya belum cukup untuk menjadikan dirinya sebagai seorang muwahid (orang yang mengesakan) secara murni dan konsekuen. Mereka harus dilengkapi berbagai kaitan dengan perusak iman dan ketramplan untuk melaksanakannya.

Kufur
Kata ’kufur’ telah menjadi idiom dalam bahasa Indonesia ’kafir’ sehinga sudah tidak asing bagi telinga bangsa Indonesia.
1.Arti literal kata ’kufur’  adalah  menutupi, tetapi yang dimaksudkan adalah  hatinya tertutup tidak mau membuka diriuntuk beriman. Kufur berartijuga ingkar/menolak  yaitu hatinya menolak  untuk beriman.

2.Macam-Macam kufur
Kufur ada dua macam,
(1) kufur besar, mengingkari bagian tertentu dari Islam yang dengannya keislamanseseorang menjadi tidak sempurna,
(2) kufur kecil, yaitu mengingkari bagiantertentu dari Islam, jika tidak ada yang di-kufur-i keislamannya menjadi sempurna, seperti kufurunni’mah. Pembagian kufur besar dan kufur kecil ini dapatdisarikan darifirman Allah swt : "Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya,amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras padasuatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaatsedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian ituadalah kesesatan yang jauh". (QS. Ibrahim/14 : 18) >>Ayat tersebutmenjelaskan tipologi kufur besar.

Kufur kecilnya dengan menunjuk kufrunni’mah disarikan dari ayat berikut:"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnyajika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamumengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Ibrahim/14 : 7).

Kufur besar mengandung resiko yang amat menakutkan bagi orang-orang beriman. Tentu tidak menjadi beban bagi para kafiruun sendiri, justru bisa sebaliknya sangat prihatin terhadap orang-orang beriman mengapa tidak mengikuti kekufuran mereka. Orang-orang non muslim yang taat agama mereka dan merasa memiliki kewajiban menyebarkan agama mereka kepada seluruh umat manusia lah yang prihatin ataumalah jengkel kepada orang- orang beriman tauhid.  Sebaliknya, kita, orang-orang beriman juga prihatin mengapa mereka tidak mau menerima seruan iman. Mengapa ?

Dengan kufur besar menyebabkan:
a). Pelakuknya abadi dalam neraka.
Demikian Alquran menjelaskan: "Sesungguhnya Allah memasukkan orang- orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnyasungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka". (QS Muhammad 47 : 12)
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS.al-Bayyinah/98 : 6).

Sementara itu, dengan kufur kecil menyebabkan pelakunya tidak mesti masuk neraka, tetapi tetap memperoleh balasan siksa dari Allah, demikian pendapat para ulama. Ayat yang dijadikan argumen bahwa kufur kecil, seperti kufur ni’mah tetap disiksa adalah (QS. Ibrahim/14 : 7) di atas.
b). Kufur besar, statusnya berada di luar Islam, sedang kufur kecil statusnya masih berada dalam Islam.
c). Kufur besar bersemayam di hati, kufur kecil bersemayam pada amal perbuatan.

Macam-Macam atau Penyebab Kufur Besar:
1. kufur karena berdusta,
Demikian Alquran menyatakan:"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir". (QS. al-‘Ankabut/29 : 68).
2. Kufur karena ragu,
Demikian Alquran menjelaskan:"Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.” Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya – sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku. (QS. al-Kahfi/18 : 35-38).
3. Kufur I’rad, yaitu berpaling dari kebenaran.
Demikian Alquran menyatakan:" Kami tiada menciptakan langit danbumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka". (QS. al-Ahqaf/46 : 3).
4. Kufur nifaq/munafiq.
Demikian Alquran menjelaskan:"Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti". (QS. Munafiqun/63 : 3).
Jika seseorang mati masih dalam keadaan kufur besar, dia tidak terampuni, demikian antara lain Allah berfirman: "Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar dari pada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka"(QS. Yunus/10)
5. Dengan kufur besar darah dan hartanya halal dan tidak berhak atas waris-mewarisi. Demikian hadis Rasulullah
 saw (Tidak boleh seorang muslim mewarisi orang kafir, dan (sebaliknya) tidak boleh orang kafir mewarisi seorang muslim. (HR.Ahmad dari Usamah bin Zaid)

Macam-macam Kufur Kecil
1. Kufur ni’mah, demikian Alquran menyatakan:"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat". (QS. an-Nah 16 : 112).
2. Meninggalkan salat, demikian Alquran menyatakan:"Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu".(QS. at-Taubah 9 : 11).


Sementara itu, dengan kufur kecil menyebabkan pelakunya tidak mesti masuk neraka, tetapi tetap memperoleh balasan siksa dari Allah swt, demikian pendapat para ulama.
Ayat yang dijadikan argumen bahwa kufur kecil, seperti kufurnni’mah tetap disiksa adalah (QS. Ibrahim/14 : 7) di atas (sub bab macam-macam kufur)    
Akan tetapi, jika mati dalam keadaan kufur kecil, ia mungkin tetap disiksa atau diampuni.

Demikian antara lain Alquran menjelaskan:"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah/2 : 284).

3. Mendatangi peramal dan mengikuti nasihatnya. Dalam hal ini Nabi bersabda:"Barang siapa mendatangi orang pintar/dukun peramal, lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad Saw". ( HR.Ahmad dari Hasan).
4. Bersumpah kepada selain Allah. Dalam hal ini Nabi Saw bersabda:"Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah berarti ia telah kafir atau musyrik". ( HR. AbuDawud dari Ibnu Umar).

B. Syirik
Syirik berarti sekutu atau persekutuan. Secara praktis adalah menyamakan yang selain Allah kepada Allah, Allah diyakini ,memiliki sekutu. Orang bertuhan kepada selain Allah adalah musrik karena menyekutukan Allah. Orang menyembah dan meminta tolong kepada Allah dan yang selainnya juga termasuk kategori musyrik.
Contohnya adalah memohon kepada Allah dengan menggunakan perantara seperti roh-roh yang diyakini sebagai wali.


Syirik dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Syirik rububiyyah. umpamanya memohon rezeki kepada selain selain Allah, seperti praktik pesugihan: babi ngepet, Nyai Blorong, Nyai Roro Kidul, Belang Jimbung, Kandang Bubrah, Thuyul, butho ijo,Dewi Lanjar, Prostitusi yang belum saling mengenal sebelumnya di Gunung Kemukus di Kedunguter Kecamatan Kemiri Kabupaten  Sragen Jawa Tengah, persembahan kepada Mbah Jugo di Gunung Kawi Blitar Jawa Timur, membawa batu kerikil yang mestinya untuk melempar Jumrah di Makkah al-Mukarramah, Berdoa mohon rezeki dibawah talang emas di Ka’bah di Makkah al-Mukarramah, berdoa memohon rezeki dipasar seng di Makkah al-Mukarramah, dan masih banyak jenisnya lagi.

b. Syirik uluhiyyah,  di samping taat danpatuh kepada Allah juga taat dan patuh kepada selain Allah, demikian Alah berfirman: "Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.”Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan itu". (QS. Yunus/10 : 18).

c. Syirik asma’ wa sifat, yaitu menyamakan sifat-sifat Alah dengan sifat-sifat makhluk.
Kelompok  yang menyamakan sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk disebut kelompok antropomorfisme atau mujassimat (berjisim, berbadan, berbentuk, dan berkeluasan), umpama Allah itu memiliki wajah, memiliki tangan, memiliki kaki, dan memiliki anggota tubuh lainnya. Jika ada ayat yang mengesankan Allah itu memiliki tangan, kaki, wajah dst, maka ayat-ayat itu ditakwil, umpama Allah memiliki tangan, yang dimaksud dengan tangan adalah kekuasaan. Allah memiliki wajah, maksudnya adalah Dzat. Allah memiliki kaki, maksudnya adalah kekuasaan. Dan Allah menggenggam bulan dan matahari, maksudnya adalah bulan dan matahari itu ada dalam kekuasaan Allah.

Syirik juga dapat dibagi menjadi tiga dengan cara lain, yaitu:
(a) syirik besar, menyembah kepada selain Allah seperti kepada Nabi, Malaikat, Manusia, patung, atau benda, (b) Syirik kecil, yaitu menyamakan sesuatu dengan Allah dalam bentuk perkataan dan perbuatan, umpama takabbur (sombong), riya’ (pamer), ’ujuub (berbangga diri sambil sambil heran akan kemampuan yang ada pada dirinya), sum’ah (mencari popularitas), bakhil (kikir), dll.,
(c) Syirik tersembunyi. Syirik ini sebenarnya dapat digolongkan dengan syirik kecil.

Perbedaan syirik kecil dan besar.
a. Syirik besar menyebabkan pelakuknya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.
b.  Syirik besar membatalkan seluruh amal pelakunya, sedang syirik kecil hanya membatalkan amal yang tercmpur dengan syirik kecil, umpama sedekah dengan disertai pamer.
c.  Syirik besarmenyebabkan pelakuknya kekal di neraka, syirik kecil ada peluang untuk dientaskan dari neraka.
d.  Syirik besar tidak memperoleh peluang terampuni, syirik kecil ada peluang untuk diampuni.

Macam-macam syirik besar:
a.  Syirik dalam berdoa, demikian pernyataan Alquran:"Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah". (QS al-‘Ankabut/29 : 65).
b. Syirik dalam niat, yaitu melakukan sesuatu bukan karena Allah, demikian penjelasan Alquran:"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan" (QS.Hud/11 : 15-16)
c. Syirik dalam ketaatan, demikian Alquran menyatakan:"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib- rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". (QS. at-Taubah/9 : 31).
d. Syirik mahabbah, demikian Alquran menyatakan: "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang- orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal". (QS. al-Baqarah/2 :165)                         
e. Syirik dalam rasatakut, demikian Allah berfirman:"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. AlImran/3 : 175).
f. Syirik dalam tawakkal, demikian Alquran menyatakan:"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya". (QS. al-Furqan/25: 58)

". . . Sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku. ..". (QS. al-Maidah/5 : 23).

Macam-macam syirik kecil:
a. Syirik lahiriah dalam bentuk perkataan dan perbuatan seperti bersumpah dengan selain Allah.           
b. Syirik tersembunyi, umpama pamer atas kelebihan yang dimiliki dibanding dengan orang lain

C. Nifaaq
Arti asal Nifaaq adalah salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, atau lobang tempatbersembunyi. Secara praktis lahiriah beriman, tetapi batiniahnya kafir.

Nifaq ada dua macam, yaitu
(a) nifaq I’tiqadi (munafiq dalam keyakinan).Profilnya beramal seperti orang Islam, tetapi batinnya kufur, umpama seseorangmelakukan salat supaya gadis yang dipinang percaya bahwa dirinya muslim,padahal imannya secara non muslim. Pemuda non muslim meminang gadis muslim. Iamau menyatakan konversi ke dalam Islam hanya supaya diijabkan dengan gadis yang diperistri. Ketika maksudnya sudah tercapai, ia kembali seperti agama semula.Di Jawa tengah, kasus ini seringterjadi. Mereka itulah orang munafiq. 
(b) nifaq ‘amali (munafiq dalam praktik),umpama ketika dipercaya ia berkhianat, ketika berbicara ternyata berbohong,ketika berjanji ternyata mengingkarinmya, dan ketika bertengkar selalu berkatakotor (HR, muttafaq ‘alaih).

D. Riddah
Arti asal riddah adalah kembali. Secara praktis adalah seseorang yang semula berkeadaan non Islam, setelah itu beragama Islam,kemudian kembali menjadi non muslilm; atau keluar dari Islam. Bentuk-bentuk ridah:
1. Mencaci Allah, Rasul, atau Malaikat,mengaku menjadi Nabi atau percaya kepada orang yang mengaku menjadi Nabisetelah risalah Muhammad Saw. Dari batasan ini dapat diterapkan untukmenganalisis kaum Ahmadiyah dan pendirinya Mirza Ghulam Ahmad, Mushadiq danpera pengikutnya yang menamakan diri kelompok al-Qiyadah, Lia Eden dan parapengikutnya adalah orang-orang murtad dari Islam karena mengaku dan mempercayaimanusia sesudah Nabi Muhammad sebagai Nabi. Malaikat dijadikan khadam (pembantu) supaya dirinyakebal senjata api, senjata tajam, maupun senjata tumpul, hakikatnya adalahmurtad karena Malaikat itu adalah makhluk Allah yang suci dan diberi tugaskhusus oleh Allah dan hanya Allah saja yang berhak meerintah Malaikat. Orangyang mengaku memiliki khadam Malaikat, sebenarnya pasti jin atau anak buahIblis. Malaikat tidak serendah itu menjadi khadam manusia.

2. Riddah perbuatan, sepertimenyembah patung, pohon, keris untuk domintai berkahnya. Secara empiris, bisasaja keris memiliki kekuatan tertentu dan didambakan oleh pemiliknya sebagai ‘piandel’ (yang diandalkan), tetapihendaklah disadari bahwa kekuatan yang ada pada keris itu pastilah jin, syetanatau anak buah Iblis. Dengan demikian, berbagai keperluan dengan mengandalkankekuatas itu jelas menjadikan dirinya keluar dari Islam. Orang mengaku Islamkalau hanya mengandalkan kekuatan dari Allah.Itulah yang dimaksud ”Allaah ash-Shamad” (Allah sebagaitempat bergantung segala sesuatu – QS. Al-Ikhlash/112 :2).

3. Riddah dengan keyakinanseperti mengatakan bahwa zina, homoseks, khamer adalah halal. Kaum JaringanLiberalis Islam seperti Sumanto Daruquthni dan kawan-kawannya termasuk murtad(keluar) dari Islam karena berpendapat homoseksual dan lesbian,

4. Ridah karena keraguan,seperti mengatakan pendita, pastor yang tampak sangat humanis rasanya tidakmungkin masuk neraka, seperti pemikir Ahmad Wahib. Ia mengatakan Rama MangunWidjaja seorang Pastor yang dinilai sangat humanis pasti masuk surga. Dawam Rahardjo. – Status riddah adalah keluar dari Islam. Mereka diminta untukbertaubat nasuha, kembali ke dalam Islam untuk selamanya, jangan pernah matibukan dalam keadaan non muslim.
Demikian perintahtegas Allah supaya mati dalam keadaan Islam:"Dan Ibrahim telah mewasiatkanucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Haianak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlahkamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS. Al-Baqarah/2 : 132).
Jika tidak maubertaubat
1).dapat/diperbolehkan dibunuh. Dalam Hal ini Nabi bersabda:"Barang siapamengganti agamanya, maka bunuhlah dia". (HR. al-Bukhari).
2). Terputus hakwaris-mewariskan dengan orang Islam
3). Jika mati masihdalam keadaan riddah tidakberhak untuk dishalati..

F. Bid’ah

Arti asal bid’ah adalah membuat sesuatu yangbaru tanpa ada contoh sebelumnya.
Arti praktis bid’ah adalah menciptakan sesuatuibadah yang belum dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam hal ini Rasulullahbersabda:"Barang siapa yang membuat sesuatu yang baru dalam urusan agamakita ini yang bukan darinya (Alquran dan Assunnah) maka dia adalahtertolak". (HR, Muttafaq ‘alaih);
"Barang siapamelakukan amalan yang tidak ada padanya urusan agama kita maka iatertolak". (HR. Muttafaq ‘alaih)

Macam-macam Bid’ah:
a. Bid’ah qauliyyah, seperti mengatakanbahwa ibadahnya yang paling benar, selainnya salah padahal tidak ada contohnyadari Nabi, contohnya mengatakan bahwa dalam berjanjen posisi srakal ruh Nabihadir di tengah-tengah lingkaran pembaca berjanjen tersebut  untuk memberiberkah.,
b. Bid’ah dalam beribadah, seperti salatdua rakaat utnuk menghibur orang yang baru saja meninggal sebelum dikuburkan

G. Sihir
Secara praktis, sihir adalah mejik (magic), seperti santet, teluh,tenung, nuju, brojo, aji-aji, pengasihan, pelarisan, rajah, jimat, haikal,hizib, wifiq, ramal, dan petung (numerlogi), hipnotis, telepati.
Sihir termasuk dosa besar dan bisa mengarah kepada kemusyrikan karena ber-istikhdam kepada selain Allah.

H. Khurafat

Arti praktis khurafat adalah berkeyakinan terhadapsesuatu yang tidak ada dasarnya dari ajaran agama Islam, contohnya orang Islampercaya bahwa ari-ari bayi yang ditanam di depan rumah supaya diberi lampupenerang di malam hari, dan supaya dikurung agar tidak dimangsa oleh Betharakala. Orang Islam tidak berani berkorban sapi untuk udhiyyah karena akan memperoleh kecelakaan, tidak beranimenikahkan pengantin anaknya di bulan Syura karena takut penggantinnya akanmemperoleh kecelakaan dan diganggu oleh Lampor, anak buah Nyai Roro Kidul,berpuasa pada tanggal 10 Muharram mendapatkan pahala sama dengan puasa satutahun penuh, menggunakan akik tertentu bisa menyukupi kebutuhan ataukeperluannya, sendang tertentu yang dikeramatkan memiliki khasiat  sesuaaikehendak orang yang memakainya, dalam sedekah bumi harus wayangan (menanggap pentas wayangkulit semalam suntuk, dan masih banyak lagi kepercayaan-kepercayaan local yangdiyakini untuk diindahkan dan tidak berani untuk dilanggar.

Semoga kita selamatdari kerusakan-kerusakan tauhid, dan memiliki kekebalan iman karena senantiasamenghindari hal-hal yang merusak iman; amin, yaa Rabbal’aalamiin. Wallahua’lamu bi ash-shawaab.

m danusiri/UMMalang

BEGINILAH RASA TAKUT ULAMA SALAFUS SHOLIH TERHADAP PENYAKIT ‘UJUB (MERASA BANGGA DIRI)

Diantara penyakit hati yg sangat berbahaya dan membinasakan serta sering menjangkiti hati seorang muslim n muslimah adalah sikap ‘Ujub. Yaitu seseorang merasa terpukau dan bangga terhadap dirinya sendiri. Apakah ia merasa bangga diri dengan ilmunya, amal ibadahnya, popularitasnya, harta bendanya, kedudukannya, banyaknya pengikut, ketampanan atau kecantikannya, atau dengan hal-hal selainnya.Di dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:“Ada tiga perkara yg akan membinasakan seseorang, (yaitu): Kekikiran yg sangat yg selalu ditaati, hawa nafsu yg selalu diikuti, dan seseorang merasa bangga thdp dirinya sendiri.” (HR Al-Baihaqi, dan dinyatakan Hasan oleh syaikh Al-Albani rh).

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa perkataan ulama sunnah dr generasi as-salafus sholih tentang rasa takut mereka thdp penyakit ‘ujub.
»1. Abdullah bin Mas’ud ra berkata: “Kebinasaan itu ada pada 2 perkara, yaitu: merasa putus asa dari rahmat Allah, dan merasa bangga diri thdp diri sendiri.”
»2. Diriwayatkan bahwa ada seorang laki2 berkata kpd Abdullah bin Umar bin Khoththob ra: “Wahai orang terbaik, atau anak dr orang terbaik.” Maka Abdullah bin Umar menjawab: “Aku bukanlah orang terbaik, jg bukan anak dr orang terbaik. Tapi aku hanyalah salah seorang hamba Allah yg selalu berharap dan merasa takut kepada-Nya. Demi Allah, kalo kalian senantiasa bersikap seperti itu terhadap seseorang, justru kalian akan membuatnya binasa.” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi III/236).
»3. Al-Mutharrif bin Abdulllah rh berkata: “Tidur terlelap (semalam suntuk, pent) untuk kemudian bangun dengan penyesalan lebih aku sukai daripada melakukan sholat tahajjud (qiyamul lail) semalam penuh dan bangun pagi dengan perasaan ‘ujub (bangga diri).” (Lihat Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani II/200).
»4. Imam Adz-Dzahabi rh berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan memberikan kemenangan kpd orang yg menganggap suci dirinya sendiri atau bersikap ‘ujub.” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi IV/190).
»5. Wahb bin Munabbih ra berkata: “Camkanlah tiga perkara yg akan aku sampaikan ini, (yaitu): Waspadalah terhadap hawa nafsu yg dipertuhankan, teman yg jahat/buruk, dan merasa ‘ujub (bangga diri).” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi IV/549).
»6. Abu Wahb bin Al-Marwazi rahimahullah berkata: “Aku pernah bertanya kpd Abdullah bin Al-Mubarok rh; “Apa yg dimaksud dgn Al-Kibr (kesombongan)?” Beliau jawab: “Melecehkan orang lain.” Lalu aku bertanya lagi ttg apa itu ‘Ujub. Beliau jawab: “‘Ujub ialah perasaan bahwa kita memiliki sesuatu yg dimiliki orang lain. Aku tidak mengetahui sesuatu yg lebih berbahaya daripada sikap ‘ujub bagi orang-orang yg sholat.” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi IV/407).
»7. Imam Asy-Syafi’i rh berkata: “Kalo kamu merasa khawatir thdp sikap ‘ujub atas amal perbuatanmu, maka ingatlah keridhoan siapakah yg menjadi tujuan amalmu? Di alam kenikmatan siapakah engkau hendak berlabuh? Dan dari siksa yg manakan engkau berupaya menghindarkan dirimu (darinya)?.” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi X/42).
Demikian perkataan para ulama sunnah dr generasi as-salafus sholih ttg perasaan takut mereka thdp bahaya ‘ujub (bangga diri) atas amal ibadah mereka. Smg Allah ta’ala melindungi kita semua dr bahaya ‘ujub dan penyakit2 hati lainnya spt sombong, iri dengki, riya’, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar