Asal usul bumi / Kelahiran Bumi
1)
Teori
sedimen
Pengukuran lapisan bumi didasarkan atas perhitungan tebal lapisan sedimen
yang
membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata
yang
terbentuk tiap tahunnya memperbandingkan tebal batuan sedimen yang terdapat
di bumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi. Maka
bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
2)
Teori
Kadar Garam
Pengukuran usia
bumi bedasarkan memperhitungkan kadar garam dilaut. Diduga mula- mula laut itu
berair tawar.
Dengan adanya
siklus air dalam alam ini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai
kelaut, membawa garam – garam. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap
tahun, yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ioni yaitu kurang lebih
320 maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
3)
Teori
Termal
Pengukuran usia
bumi bedasarkan memperhitungkan suhu bumi. Diduga bahwa bumi mula – mula
merupakan batuan yang sangat panas yang lama - kelamaan mendingin. Dengan
mengetahui massa
dan suhu bumi saat ini maka permulaan usia bumi memerlukan waktu 20.000 juta
tahun yang lalu
4)
Teori
Radioaktivitas
Pengukuran usia
bumi yang paling benar adalah bedasarkan waktu peluruhan unsur – unsur
radioaktif. Waktu paroh adalah waktu yang dibutuhkan unbsur radioaktif untuk
seluruh atau mengurai sehingga massanya
tinggal separoh. Dengan mengetahui perbandingan kadar unsur radioaktif dengan
unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan dapat dihitung umur batuan tersebut.
Misalnya 1 gram U238 mempunyai waktu paroh 4,5 * 109
tahun, meluruh menjadi 0,5 gram U235 + 0,0064 gram He dan 0,436 gram
Pb206. bila suatu batuan terdapat perbandingan berat antara U238
dan Pb206 maka umur batuan sama dengan paroh U238 yaitu
4500 juta tahun. Bedasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usia
bumi bekisar antara 5 sampai 7 ribu jta tahun.
Ada tiga tahap dalam
proses pembentukan bumi, yaitu:
1) Awalnya, bumi masih
merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2) Pembentukan
perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3) Bumi terbagi menjadi
lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak
bumi. Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
Kesimpulan: Ada dua
kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya
bumi, yaitu:
1) Bumi berasal dari
suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi
dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu
sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke
luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga
terbentuklah bumi.
2) Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai
dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam
beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi
Pembentukan samudera
karena Pergeseran
vertikal yaitu samudera india
dimana kerak bumi menggeser ke bawah dan sebagai imbangannya bagian sisi lain
menggeser keatas menjadi dataran tinggi atau gunung himalaya
karena tertarik oleh benda alam semesta lain dan
gaya
sentripental sehingga bagian bumi terlepas menjadi planet yaitu bulan maka
terbentuk samudera pasifik.
PROSES TERJADINYA BUMI
1) Hipotesis solar
nebula (menurut immanuel kant tahun 1724 – 1804)
Bahwa dijagat raya ini terdapat gumpalan kabut
yang berputar putar dan bagian tengahnya perlahan memadat menjadi matahari.
Bagian kabut yang mengitarinya menjadi planet dan satelitnya.
2) Hipotesis
planetesimal (menurut thomas c. Chamberlin tahun 1843 - 1928)
Bahwa matahari telah ada menjadi
salah satu bintang diantara bintang yang banyak yang kemudian berpapasan dengan
sebuah bintang dengan jarak yang dekat. Peristiwa ini mengakibatkan pasang naik
pada kedua bintang tersebut dan menyebabkan pecahan pecahan yang berhambura.
Pecahan pecahan tersebut kemudian menjadi planet – planet kecil.
3) Hipotesis
pasang surut gas (Menurut james jeans tahun 1877 – 1946 dan Harold jeffrey
tahun 1876 – 1947)
Bahwa bumi terbentuk karena adanya
sebuah bintang yang besarnya menyamai matahari yang melintas dekat dengan
matahari dan mengakibatkan peristiwa pasang surut. Pasang yang berbentuk
seperti cerutu itu kemudian bergerak mengelilingi matahari dan akhirnya
mengalkami perpecahan menjadi butiran yang sekarang menjadi planet.
4) Hipotesis kuiper
(menurut kuiper)
Bahwa komposisi dari matahari, planet, dan bintang
muncul pada saat yang sama. Dua pousat yang memudar berkembang dalam suatu awan
antar bintang dan gas hidrtogen. Pusat yang satu lebih besar dari pusat yang
lainnya kemudiuan memadat menjadi bintang tunggal (matahari) selanjutnya pusat
yang lebih kecil diselimuti kabut. Lama kelamaan kabut tersebut pecah menjadi
awan yang lebih kecil lagi yang disebut proto planet. Proto planet inilah yang
akhirnya menjadi planet – planet termasuk bumi.
5) Hipotesis big – bang
/ teory dentuman besar (menurut georges lemaitre tahun 1930 seorang ahli
astronom bangsa belgia)
Bahwa alam semesta bermula dari sebuah ledakan dasyat
yang melemparkan jasad – jasad yang nmenyebar kesegala arah. Lambat laun jasad
itu membentuk galaksi.
6)
Hipotesis
steady state / hipotesis keadaan tetap (Sir herman bondy dan Sir Fred hoyle
dari inggris serta Thomas Gold tahun 1948)
Bahawa alam semesta tidakj memiliki suatu awal khusus & tidak
akan berhenti. Galaksi semakin bertambah tua & semakin menjauhi satu sama
lain. Untuk mengisi ruang antar galaksi, tercipta materi baru yang akan
mentyusun galaksi – galaksi baru akibatnya kerapatan alam semesta tetap.
SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
a)
teori
Apung wegener (menurut Alfred Lotar wegener
tahun 1880- 1930)
Mentyatakan bahwa benua yang dada dimuka bumi ini dulunya adalah
satu benua yang di sebutPangea. Benua ini akhirnya pecah disebabkan oleh
gerakan benua besar diselatan kearah barat maupun kearah utara menuju khatulistiwa. Wegener menambahkan
bahwa bumi merupakan suatui bola yang berputar sehingga gerakan itu mendorong
benua – benua kearah khatulistiwa . benua itu berjalan melewati karang dasar
laut seperti pertahu melewati air laut. Bahkan benua itu sampai sekarang masih
terus bergerak.
b)
Teori
kontraksi (Descrates tahun 1596- 1650)
Bahwa bumi kita ini makin susut dan mengerut karena pendinginan
sehingga terjadi relief permukaan bumi seperti gunung dan lembah.
c) Teori pelapukan dan
erosi (james dana tahun 1813- 1896)
Bahwa proses pelapukan & erosi
membentuk bentang alam.
d)
Teori Eurasia
dan gondwana (Edward Suess tahun 1831 – 1914)
Bahwa mula – mula dibumi hanya ada 2 benua yang berada pada kutub
utara & kutub selatan. Eurasia ada di
kutub utara , Gondwana berada pada kutub selatan. Masing – masing benua pecah
karena tertarik oleh ekuator. Gondwana pecah menjadi amerika selatan, afrika, australia sedangkan Eurasia pecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika utara
e) teori konveksi (Harry H. Hess) bahwa terjadinya
aliran konveksi kearah vertikal didalam lapisan atmosfer yang agak kental.
Aliran tersebut berpengaruh sampai kerak bumi yang ada diatasnya. Aliran
konveksi yang merambat kedalam kerak bumi menyebabkan benturan kerak bumi
menjadi lunak. Gerak aliran
dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
f) Teori pergeseran
dasar laut (menurut Robert diesz) bahwa dalam penelitian topografi dasar laut
menemukan buktyi- bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah
punggung dasar laut kedua sisinya. Penyelidikan umur sedimen dasar laut
mendukung teori ini yaitu makin jauh dari punggung dasar laut umurnya makin
tua. Hal ini berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut.
TEORI TERJADINYA JAGAT RAYA
1) teory jagat raya mengembang (menurut hubble)
Bahwa galksi –n galaksi bergerak saling menjauhi.
Hal ini berarti jagat raya mengembang menjadi luas.
2) teori ledakan Besar (
menurut Stephen Hawking seorang ahli fisika teoritis)
bahwa dahulu kala galaksi – galaksi pernah saling
berdekatan. Dengan demikian dua galaksi adalah jagat raya bgerasal dari masa
tunggal, jagat raya memiliki suhu dan energi sangat besar. Untuk itu hanya
ledakan besarlah yang dapat menhancurkan massa tunggal menjadi sepihan – serpihan
sebagai awal jagat raya.
3) teori keadaan tetap
(Menurut Fred Hoyle)
Bahwa materi baru ( hidrogen) dicviptakan setiap
saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam
kasus ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama. Namun menurutnya materi
baru yang dibicarakn hoyle adalah divergen (memancar) sehingga teori keadaan
tetap harus ditinggalkan.
TEORI TERJADINYA TATA SURYA
1) Teori Kondensasi Atau
hipotesa kabut (Menurut Immanuel kant tahun 1755 seorang ahli filosofi jerman
dan dikembangkan oleh Prancis de laplace tahun 1796 seorang ahli matematika)
Bahwa matahari dan planet – planet berasal dari sebuah kabut pijar yang
berpilin didalam jagat raya. Karena putaran itu sebagian dari massa kabut lepas
membentuk gelang – gelang sekerliling bagian utama gumpalan kabut. Akhirnya
gelang – gel;ang itu membentuk gumpalan – gumpalan dan mermbeku menjadi planet.
2) Teori Planetesimal
(Menurut T. C Chamberlain seorang ahli geologi matematika dan R.R moulton
seorang ahli astronomi amerika) Bahwa didalam kabut terdapat material padat
yang berhamburan disebut Planetesimal. Masing – masing benda padat ini memiliki
gaya tarik, akibatnya terjadi saling tarik menarik diantara sesamanya. Akhirnya
lambat laun terbentuklah gumpalan besar yang disebut Planet.
3) Teori Pasang Surut
Bintang (Menurut james jeans dan Harold jeffrey keduanya orang inggris) bahwa
dahulu kala ada sebuah bintang yang besar melintas dekat matahari. Adanya gaya
tarik bintang tersebut menyebabkan pada permukaan matahari terjadi proses
pasang suruit air laut dibumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian dari massa
matahari yang membentuk tonjolan kearah bintang ikut tertarik kemudian tonjolan
tersebut terputus dean akhirnya lepas dari matahari. Massa gas kemudian
terputus – putus bentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang berbeda – beda.
Tetesan gas tersebut lama kelamaan membeku menjadi planet – planet.
4) Teori Vorteks
(menurut wezacker) Bahwa nebula terdiri atas vorteks – vorteks (pusaran –
pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas. Gerakan gas dalam nebula menyebabkan
pola sel – sel yang bergolak. Pada batas antar sel tuirbulen, terjadi tiumbukan
antar partikel yang kemudian membesar dan menjadi planet
5) Teori Protoplanet
(menurut kuiper) bahwa planet terbentuk melalui golakan nebula yang membantu
tumbukan planetesimal, sehingga planetesimal membesar menjadi proto planetdan
kemudian menjadi Planet – planet.
PROSES TERJADINYA HUJAN ES
Hujan es (Hail Stone) terjadi pada saat hujan guntur dari awan cumolonimbus
(awan dengan susunan vertikal batas bawahnya 500 – 2000 m & puncaknya
sampai 10.000 m)
terbentuknya hujan salju
1. Uap air berkumpul di atmosfir, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi, dan kemudian menggumpal membentuk awan.
2. Gumpalan-gumpalan uap air mengapung di udara karena massanya jauh lebih ringan dari pada udara di bawahnya. Setelah gumpalan uap air terus bertambah dan massanya semakin berat, udara di bawahnya tidak sanggup lagi menahannya dan gumpalan-gumpalan itu pun jatuh.
3. Jika temperatur udara di bawahnya cukup dingin, gumpalan tadi jatuh berupa kristal-kristal es (salju).
4. Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah nol derajat Celcius. Tapi, temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut tercemar oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.
5. Partikel-partikel pencemar yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator. Selain berfungsi untuk mempercepat fase pembekuan, nukleator juga berfungsi sebagai perekat antar uap air. Partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung dengan partikel air lainnya membentuk kristal yang lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es akan jatuh ke tanah menjadi salju. Jika temperatur udara sampai melelehkan kristal air, maka kristal es tersebut sampai ke tanah dalam bentuk air hujan biasa.
PROSES TERBENTUKNYA GUNUNG API
Gunung api
tidak terdapat disemua tempat dibumi. Letaknya hanya dideretan aktivitas
vulkanis. Salah sartu dari deretan semacam itu mengelilingi samudra pasifik
yang disebut ”lingkaran api”. Disini gunung api terletak diatas tepi lempeng
kerak bumi yang besar. Jika dua lempengan saling membentur, benua – benua yang
menunggang diatasnya saling me3mbajak & membentuk pegunungan. Dalam
tabrakan yang berjalan cepat salah satu lempengan dapat hancur. Benua yang
terletak diatasnya akan dilipat & diangkat membentuk gunung api. Tabrakan
dua lempeng menyebabkan lava naik. Jika lava mendingin akan menjadi padat &
terbentuklah gunung api.
PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa terjadi karena adanya tenaga
tektonik, vulkanik /karena ada bongkahan tanah yang tiba – tiba roboh . titik
mula terjadinya peristiwa tektonik, vulkanik, maupun tanah runtuh itu disebut
Hioposentrum. Jadi, Hioposentrum adalah titik pusat sumber gempa. Hiposentrum
terletak di dalam lapisan bumi. Biasanya hiposentrum terletak menyebar
mengikuti daerah perrtemuan 2 lempeng kerak bumi terutama ditepat pemujaman
& pemekaran dasar samudra. Jika penyebab gempa adalah patahan kerak bumi /
tanah roboh maka hiposentrumnya berbentuk titik. Dari hiposentrum ini gelombang
primer & sekunder merambat kesegala arah.
PROSES TERJADINYA RAWA
Rawa dapat terjadi karena hasil sedimentasi
membentuk tanggul – tanggul sungai sehingga permukaan rawa lebih rendah dari
permukaan sungai. Rawa seperti ini selalu tergenang airsecara tetap. Biasanya
memiliki ciri derajad keasaman tanah (PH) dibawah 4,5 airnya bewarna kemerahan
& jarang ditemukan hewan atau makhluk air. Rawa jenis ini sebaiknya
dikonversi menjadi lahan yang lebih bermanfaat, dikeringkan untyuk pemukiman /
daerah transmigrasi.
Rawa terjadi akibat adanya pasang surut air laut
sehingga airnya tidak selalu tergenang. Ketika air laut pasang, rawa jenis ini menampung
air sungai disekitar muara. Apabila air laut kembali surut maka air rawa
menjadi berkurang. Rawa ini dapat dimanfaatkan sebagai sawah pasang surutProses Terbentuknya Salju
Salju adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi
padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian
mendingin di udara atas (lihat atmosfer, biosfer, iklim, meteorologi, cuaca)
jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut.
Pada suhu tertentu (disebut titik beku, 0° Celsius, 32°
Fahrenheit), salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat salju/es berubah
secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut menyublim.
Proses lawannya disebut pengendapanterbentuknya hujan salju
1. Uap air berkumpul di atmosfir, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi, dan kemudian menggumpal membentuk awan.
2. Gumpalan-gumpalan uap air mengapung di udara karena massanya jauh lebih ringan dari pada udara di bawahnya. Setelah gumpalan uap air terus bertambah dan massanya semakin berat, udara di bawahnya tidak sanggup lagi menahannya dan gumpalan-gumpalan itu pun jatuh.
3. Jika temperatur udara di bawahnya cukup dingin, gumpalan tadi jatuh berupa kristal-kristal es (salju).
4. Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah nol derajat Celcius. Tapi, temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut tercemar oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.
5. Partikel-partikel pencemar yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator. Selain berfungsi untuk mempercepat fase pembekuan, nukleator juga berfungsi sebagai perekat antar uap air. Partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung dengan partikel air lainnya membentuk kristal yang lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es akan jatuh ke tanah menjadi salju. Jika temperatur udara sampai melelehkan kristal air, maka kristal es tersebut sampai ke tanah dalam bentuk air hujan biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar