PANDANGAN ISLAM VS KRISTEN TERHADAP ORANG YANG BERBEDA AGAMA .
Bismillahirrohmanirrohim....
Orang-orang Kristen selalu protes dengan panggilan kafir, mari kita
simak kafir yang disebut dalam pandangan Islam itu seperti apa sih?!
Kafir, berasal dari kata dasar yang terdiri dari huruf kaf, fa' dan
ra'. Arti dasarnya adalah "tertutup" atau "terhalang". Secara istilah,
kafir berarti "terhalang dari petunjuk Allah". Orang kafir adalah orang
yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tsb terhalang
darinya. Kafir adalah lawan dari iman. Dalam Quran terutama surah
an-Nuur, Allah SWT menganalogikan kekafiran dengan kegelapan, dan
keimanan dengan terang benderang, serta petunjuk (huda) sebagai cahaya.
Ditinjau dari segi bahasa, kata kafir tidak selamanya berarti non
muslim, karena ada penggunaan kata kafir atau pecahan dari kata kafir
seperti kufur, yang bermakna inkar saja, tidak sampai mengeluarkan
seseorang dari keislaman. Contohnya kufur nikmat, yaitu orang yang tidak
pandai/mensyukuri nikmat Tuhan, atau dalam istilah lain disebut sebagai
kufrun duna kufrin (kekufuran yang tidak sampai membawa pelakunya
kafir/keluar dari islam).
Secara istilah, kafir adalah orang yang
menentang, menolak, kebenaran dari Allah Swt yang di sampaikan oleh
RasulNya. atau secara singkat kafir adalah kebalikan dari iman.
Dilihat dari istilah, bisa dikatakan bahwa kafir sama dengan non muslim.
Yaitu orang yang tidak mengimani Allah dan rasul-rasul-Nya serta
ajarannya.
Jenis-jenis kafir Secara Bahasa
Merujuk kepada
makna bahasa dan beragam makna kafir dalam ayat al-Quran, Kafir terbagi
menjadi beberapa golongan, diantaranya adalah:
1. Kafir harbi,
yaitu kafir yang memusuhi Islam. Mereka senantiasa ingin memecah belah
orang-orang mukmin dan bekerja sama dengan orang-orang yang telah
memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu (QS. 9:107).
2. Kafir
’Inad yaitu kafir yang mengenal Tuhan dengan hati dan mengakui-Nya
dengan lidah, tetapi tidak mau menjadikannya sebagai suatu keyakinan
karena ada rasa permusuhan, dengki dan semacamnya. Dalam al-Quran mereka
digambarkan seperti orang-orang yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mendurhakai rasul-rasul Allah Swt, dan menuruti perintah semua
penguasa yang sewenang-wenang menentang kebenaran (QS.11:59).
3.
Kafir inkar, yaitu yang mengingkari Tuhan secara lahir dan batin,
Rasul-rasulNya serta ajarannya yang dibawanya, dan hari kemudian. Mereka
menolak hal-hal yang bersifat ghaib dan mengingkari eksistensi Tuhan
sebagi pencipta, pemelihara dan pengatur alam ini. Mereka seperti
penganut ateisme. (QS. 2:212) (QS. 16:107).
4. Kafir kitabi.
Kafir kitabi ini mempunyai ciri khas tersendiri di banding dengan
kafir-kafir yang lain, karena kafir kitabi ini meyakini beberapa
kepercayaan pokok yang dianut Islam. Akan tetapi kepercayaan mereka
tidak utuh, cacat dan parsial. Mereka membuat diskriminasi terhadap
rasul-rasul Allah dan kitab-kitab suciNya, terutama terhadap Nabi
Muhammad dan Al-Quran. Dalam al-Quran mereka disebut sebagai ahlul
kitab, Mereka adalah orang yahudi dan nasrani.
Dilihat dari
macam-macam kafir di atas dan masih ada lagi beberapa istilah kafir,
maka kata kafir adalah istilah yang sangat umum, istilah bagi orang yang
mengingkari Allah dan RasulNya serta ajaran yang dibawanya, mereka bisa
dari kalangan yahudi, nasrani, ateis, majusi, hindu, budha, konghuju
dan yang lainya, yang tidak mengimani Allah dan Rasul-rasulnya serta
ajarannya. Mereka semua adalah non muslim.
Sebenarnya jika mereka
memahami arti dan konsekuensi dari kata non muslim, sama saja mereka
mendengar kata kafir secara istilah. Hanya mungkin kedengarannya lebih
halus, ketimbang disebut sebagai kafir.
Orang-orang kafir berakhlak mulia?
Bisa saja orang-orang kafir berakhlak baik, seperti jujur, tidak
korupsi, tidak berzina, berbuat baik dengan tetangga, menyantuni orang
miskin, dll. Namun akhlak baik itu tidak cukup untuk menghapuskan status
dia dari katagori orang kafir, manakala mereka tetap ingkar kepada
Allah, atau ingkar kepada rasul-rasulnya termasuk Nabi Muhammad dan
ajarannya.
Dalam al-Quran surat almaidah ayat 5: dihalalkan bagi
kalian.....perempuan-perempuan yang terjaga kehormatannya dari ahli
kitab (yahudi / nasrani). Artinya ada dari kalangan mereka yang secara
manusiawi melakukan akhlak atau perilaku yang baik..
Kategorisasi
manusia dalam hal mensikapi petunjuk dari Allah SWT memang hanya dua:
Bertaqwa dan Kafir (lihat surah Al-Baqarah ayat 2 sd 6). Dan kelompok
kafir sendiri ada beberapa macam lagi, misalnya menurut sikap terhadap
kitab-kitab yang pernah diturunkan: ada "Ahli Kitab" dan ada "Musyrikin"
(lihat surah Al-Bayyinah). Sementara dalam hal kesadaran mereka
terhadap kebenaran adapula kategori "fasik", yaitu mereka yang sudah
faham mana yang benar dan mana yang salah tapi tetap saja melakukan
kerusakan (Al-Baqarah ayat 26 dan 27).
Diantara orang yang
mengaku beriman sendiripun ada orang-orang yang ingin menipu Allah dan
ingin menipu orang-orang beriman lainnya, yaitu mereka pura-pura iman
padahal mereka ingkar ... mereka disebut kaum "munafik" (Al-Baqarah ayat
8 sd 20).
Bagaimana menyikapi orang-orang kafir tsb? Mari ikuti lagi tuntunan Quran:
1. Berusaha menghilangkan "penutup" yang menyebabkan mereka kafir, dengan cara mendakwahi mereka.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik..." (QS.16:125)
"Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai
mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu
mereka..." (QS.42:15)
2. Tetap berbuat baik terhadap mereka, terutama yang memiliki hubungan kekerabatan.
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ..." (QS.31:15)
keterangan: ayat ini berbicara tentang orangtua yang kafir, dan kita tetap diperintah untuk memperlakukan mereka dengan baik.
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (QS.76:8 )
keterangan: adapun "orang yang ditawan" dalam ayat ini juga tiada lain adalah orang-orang kafir.
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil." (QS.60:8 )
3. Tidak memaksa mereka untuk menjadi muslim.
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..." (QS.2:256)
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir..." (QS.18:29)
"Bukanlah kewajibanmu
menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi
petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS.2:272)
4. Berbuat adil dan tidak mendzalimi mereka, selama mereka tidak memerangi muslimin.
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil." (QS.60:8 )
"...Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa..."
(QS.5:8 )
"Doa seorang yang teraniaya (diperlakukan tidak adil),
meskipun ia orang kafir, tidak ada tirai yang menutupinya (untuk
dikabulkan)." (HR. Ahmad dalam "musnad"nya).
5. Memerangi mereka, tatkala mereka memerangi muslimin.
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Dan bunuhlah mereka
di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka
telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari
pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram,
kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi
kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi
orang-orang kafir.
Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan
(sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka
berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali
terhadap orang-orang yang zalim." (QS.2:190-193)
"Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir
dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena
mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah..." (QS.22:39-40)
6. Tidak menjadikan mereka sebagai kawan, pemimpin atau penolong, kalau mereka memerangi muslimin.
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu
orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari
negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa
menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim." (QS.60:9)
"Janganlah orang-orang mu'min mengambil
orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min.
Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan
Allah..." (QS.3:28)
keterangan: "wali" bentuk jamaknya adalah "auliyaa" yang artinya teman yang akrab, pemimpin, penolong atau pelindung.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah
menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah
kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka
berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan
bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil
seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi
penolong," (QS.4:89)
7. Menyambut tawaran damai dari mereka setelah terlibat peperangan.
"tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta
mengemukakan perdamaian kepadamu (menyerah) maka Allah tidak memberi
jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka." (QS.4:90)
"Dan
jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui." (QS.8:61)
Dalam kehidupan sehari-hari,
tidak seharusnya seorang muslim memanggil orang kafir dengan sebutan
kafir (wahai orang kafir), meskipun seorang muslim wajib yakin bahwa
orang selain islam adalah kafir karena al-Quran telah jelas menyatakan
hal itu.
Rasulullah Saw dalam berinteraksi dengan orang-orang
yahudi, atau orang musyrik, kafir quraisy, yang mana mereka adalah
golongan orang-orang kafir, Rasulullah tidak memanggil dengan sebutan
”ya kafir”. Tapi beliau menyebut misalnya orang yahudi, nasrani, qurays,
bahkan ketika mengirim surat ke raja romawi menggunakan kata-kata ”ya
adhimu rum”. Betapa beliau mengormati orang lain.
Jenis-jenis
Kafir mengenai hubungannya dengan muslim, Qur'an telah secara jelas
membedakannya, dan membagi kaum kafir itu menjadi dua golongan:
A. Golongan "Muharribin" (yang memerangi)
Yaitu kafirin yang memerangi umat Islam karena agama mereka, yang
mengusir muslimin dari kampung-kampung halaman mereka, dan yang membantu
pihak-pihak yang mengusir atau mendlzalimi ummat Islam. Termasuk disini
juga mereka yang menghalangi muslimin dari melaksanakan kewajiban
syari'at.
Terhadap golongan ini, ummat Islam wajib memberlakukan point no.5, 6 dan 7.
B. Golongan "Musalim" (yang berdamai) atau Golongan "Mu'ahidin" (yang membuat perjanjian).
Adalah kaum kafirin yang tidak terlbat pada setiap usaha yang ada di
penjelasan point.B, dan sama sekali tidak turut andil dalam konspirasi
apapun untuk memusuhi muslimin. (Lihat lagi Surah Al-Mumtanah ayat 8-9).
Terhadap golongan ini, ummat Islam harus melaksaknakan point.1 sd 4.
Golongan ini, juga dibagi dua klasifikasi lagi, yaitu:
Mereka yang mempunyai perjanjian damai sementara. maka terhadap mereka
diwajibkan untuk menjaga perdamaian itu dan melindungi mereka sampai
batas waktu perjanjiannya habis.
Mereka yang mempunyai perjanjian
tetap selama-lamanya. Merekalah yang disebut sebagai "Ahlu Dzimmah",
yaitu orang-orang yang mendapat jaminan Allah SWT, jaminan Rasul SAW,
dan jaminan dari komunitas muslimin.
Dalam level
negara/pemerintahan, Ahlu Dzimmah memiliki hak sebagaimana hak kaum
muslimin (termasuk politik), dan memiliki kewajiban sebagaimana
kewajiban muslimin (kecuali dalam hal yang menyangkut konsekuensi
syari'at masing2). Ahlu Dzimmah wajib dibela dan dilindungi sebagaimana
muslimin membela dan melindungi saudaranya sesama muslim.
Amirul
Mukminin 'Umar ibnul Khattab pernah menghapus istilah "Jizyah" bagi Ahlu
Dzimmah dari nasrani arab Bani Taghlib, ketika mereka keberatan
pungutannya disebut demikian. Dan pungutan tsb oleh 'Umar disebut
sebagai "zakat" sesuai permohonan mereka agar tidak dibedakan dari kaum
muslimin. Khalifah 'Umar menyetujui permohonan ini sambil mengatakan
"Mereka itu orang yang dungu, mereka rela muatan artinya, dan menolak
namanya." (Fiqhuz Zakat II/708).
Imam Al-Auza'i mendukung dan
bersama Ahlu Dzimmah di Libanon yang bersikap menentang seorang gubernur
dari kerabat dinasti Abasiyah yang berlaku tidak adil.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah pernah menghadap Kaisar Mongol Timur Leng dan
meminta pembebasan tawanan. Ketika Timur Leng menawarkan hanya
membebaskan tawanan yang muslim, Ibnu Taimiyah menolak hal itu, kecuali
Timur Leng mau membebaskan juga Ahlu Dzimmah yang ditawan bersama kaum
muslimin.
Melihat aturan Islam terhadap kaum kafir, dan
bukti-bukti sejarah pelaksanaan hal ini, maka toleransi mana lagi yang
lebih tinggi kecuali toleransi yang diajarkan oleh Quran dan Sunnah??
Jadi yang perlu di fahamkan adalah definisi kafir, katagori kafir dalam
Islam, dan ketika penyebutan kata-kata kafir, tidak selamanya mempunyai
konotasi beraklak buruk, jahat, dan sifat-sifat kotor lainnya. dan
tidak juga pelecehan nilai-nilai kemanusiaan, karena semua manusia
adalah ciptaan Allah. dan dari segi humanity semua manusia adalah
saudara. Akan tetapi penyebutan kata kafir lebih kepada masalah
keimanan, dimana mereka tidak mau mengimani Allah Swt sebagai Tuhan, dan
Muhammad Saw sebagai RasulNya serta mengingkari ajaran-ajarannya. Dan
kafir secara istilah sama saja dengan makna non muslim, artinya jika
mereka rela dipanggil non muslim, sebenarnya tanpa disadari mereka rela
dipanggil kafir dari perspektif islam.
ADAKAH PERLAKUAN YANG LEBIH BAIK DARIPADA PERLAKUAN ISLAM TERHADAP ORANG KAFIR?!
Ternyata pengertian kafir di dalam Islam tidaklah melecehkan sama sekali.
Nah sekarang kita lihat bagaimana deskripsi dan sikap Kristen terhadap Non-Kristen dalam Alkitab:
AYAT-AYAT ALKITAB YANG DISKRIMINATIF
1. Perbuatan riba (rente) dilarang dilakukan kepada Israel, tapi boleh dilakukan kepada non Israel (Ulangan 23:19-20).
"Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan
makanan atau apapun yang dapat dibungakan. Dari orang asing boleh engkau
memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga
-- supaya TUHAN, Allahmu memberkati engkau dalam segala usahamu di
negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya."
Ayat ini jelas
buatan orang Yahudi, sebab tidak mungkin Tuhan berlaku diskriminatif
dengan melarang mengambil bunga uang kepada bangsa Yahudi, sementara
mengambil bunga kepada orang selain Yahudi diperbolehkan. Dan sangat
bertentangan dengan kitab Keluaran 22:25: "Jika engkau meminjamkan uang
kepada salah seorang umat-Ku, orang miskin di antaramu, maka janganlah
engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia; janganlah kamu
bebankan bunga kepadanya".
2. Tuhan meracuni orang asing (Ulangan 14:21).
"Janganlah kamu memakan bangkai apapun, tetapi boleh kau berikan kepada
pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kau jual
kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu.
Janganlah kau masak anak kambing dalam air susu induknya."
Hah?! Tuhan mau meracuni bangsa asing? Benar-benar rasialis!
3. Yang akan disebut keturunan Abraham adalah keturunan Ishak (Kejadian 21:12).
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena
hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu,
haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu
ialah yang berasal dari Ishak.
Menurut catatan Alkitab, Abraham
memiliki beberapa orang anak, diantara mereka adalah Ismail dan Ishak.
Tetapi menurut ayat di atas, yang akan disebut keturunan Abraham adalah
yang berasal dari Ishak. Benar-benar rasialis dan diskriminatif !
4. Jika Yesus adalah Tuhan, maka ia telah berlaku diskriminatif kepada non Israel/Yahudi (Matius 10:5-6).
"Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
"Janganlah kamu menyimpang ke negeri orang-orang non Yahudi atau masuk
ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang
hilang dari umat Israel."
Sungguh sangat diskriminatif pernyataan Tuhan di atas!
5. Yesus memerintahkan untuk membunuh musuhnya, entah orang itu menyerang Yesus maupun yang tidak menyerangnya.
"Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka Aku menjadi rajanya,
bawalah mereka kemari dan BUNUHLAH mereka di depan mata-Ku" (Lukas
19:27).
6. Bunuh orang kafir dan musyrik!! (Ulangan 13: 6-9)
Ayat ini memeirintahkan kewajiban membunuh orang yang mengajak menyembah
tuhan selain Allah. Ayat ini tidak bisa diterapkan. Buktinya umat
Yahudi dan Kristen tidak pernah membunuh umat Hindu, Budha, Kong Hu Chu,
dan lain-lain.
Dalam Alkitab Yesus memanggil umatnya yang berasal dari Bani Israel dengan sebutan DOMBA
“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota
orang Samaria. ”
“Melainkan pergilah kepada domba-domba yang hi-lang dari umat Israel (hanya kepada bangsa Yahudi).” (Injil – Matius 10: 5-6)
“Jawab Yesus, ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel’ (hanya kepada bangsa Yahudi). ”
“Kemudian perempuan itu (perempuan Kanaan) men-dekat dan menyembah Dia sambil berkata, ‘Tuhan, tolong-lah aku’. ”
“Tetapi Yesus menjawab, ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan
bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ (non Yahudi).”
(Injil-Matius 15:24-26)
Dalam Alkitab Yohanes pembaptis memanggil kepada orang Farisi dan saduki yang membangkang sebagai keturunan ULAR BELUDAK
Mat. 3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki
datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan
ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?
Luk. 3:7 Lalu ia
berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis,
katanya:“Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan
kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang?
Itu baru
berbagai sebutan alkitab terhadap pengikutnya, menggunakan nama-nama
binatang seperti itu. Berbeda dengan panggilan Allah dalam Alqur'an
terhadap umatnya, kita sering menemukan ayat yang di awali dengan : "Hai
orang-orang yang beriman", "Hai manusia", "Hai rasul", "hai kaum kafir"
Rasanya jauh lebih santun daripada menyebut dengan panggilan
binatang.Kalaupun ada ayat yang menyebut orang yahudi seperti keledai
yang membawa kitab, itupun masih diikuti kata "Perumpamaan" dan kata
"seperti" berarti menunjukan itu bukan panggilan langsung tapi cuma
perumpamaan, berbeda dengan alkitab yang menyebutkan kata "domba", "ular
beludak" bahkan "anjing" secara vulgar.
الَّذِينَ حُمِّلُوا
التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ
أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
“Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada
memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.
Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu.
Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS.
Al-Jumu’ah: 5)
Sekarang kita perhatikan ayat injil berikut ini,
Yesus seenaknya saja mengklaim semua orang yang hidup sebelum
kedatangannya adalah PENCURI DAN PERAMPOK:
Yoh. 14:6 Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan.
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Berarti manusia sejak jaman nabi Adam sampai jaman sebelum Yesus
semuanya pencuri/perampok, ah masa' Tuhan jadi tukang fitnah kayak gitu?
Yesus juga pernah menyamakan seorang wanita asing (bukan Yahudi) dengan menyamakan diri wanita itu SAMA dengan ANJING:
Matius
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada ANJING."
Astagfirulllah... manusia kok bisa dipanggil domba, ular beludak dan
anjing. Kadang saya bingung ini kitab, majalah Trubus atau majalah Flora
dan Fauna?! kok segala isi kebun binatang disebut-sebut.